Makalah Organisasi & manajemen





Makalah
Organisasi & manajemen




STISIPOL




   NAMA : DEDI SAPUTRA
   NPM     : 141210044



SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL POLITIK
STISIPOL DHARMA WACANA








KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Pengorganisasian”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Metro, 22 Mei 2016
Penulis














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
      1.1  Latar Belakang......................................................................................... 1
      1.2  Rumusan Masalah.................................................................................... 2
      1.3  Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
1.4 Manfaat penelitian......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pengorganisasian........................................................3
2.2Dasar tindakan pengorganisasian...................................................3
            2.3Melakukan Pengorganisasian........................................................6
            2.4Azas-azas organisasi......................................................................9
2.5Bentuk-bentuk Organisasi............................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 14















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merupakan suatu sifat harafiah yang senantiasa hidup dalam suatu kelompok. Ini didasari dari kebutuhan manusia akan hidup bersosial yang tidak bisa berdiri sendiri. Perbedaan kriteria sifat dan perilaku manusia yang mengakibatkan berbagai gesekan dalam hidup berkelompok menjadi suatu dinamika yang tidak dapat dihindari. Maka dari itu perlu suatu pemahaman tersruktur tentang bagaimana hidup dalam suatu kelompok agar kehidupan yang dijalani oleh setiap manusia mempunyai tujuan yang terarah dan mengikuti etika-etika yang berlaku di masyarakat luas.
   Studi tentang organisasi menjadi hal pokok dan utama yang perlu diperhatikan oleh manusia dalam menjalani kegiatannya. Mulai dari usia belia sampai lanjut usia, kelompok manusia terkecil (keluarga) sampai organisasi besar di suatu perusahaan besar, orang-orang yang terlibat di dalamnya membutuhkan konsep yang mumpuni tentang pentingnya organisasi. Semuanya berlandaskan pada 1 hal yaitu agar tujuan organisasi itu bisa tercapai. Oleh karena itu, penulis dengan segala hormat akan memaparkan dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika seseorang ingin menjalankan suatu organisasi entah itu berperan sebagai anggota terkecil ataupun sebagai pemimpin, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar tentang organisasi dan pengorganisasian.















1.2 Rumusan Masalah
               1.2.1 Apa pengertian Organisasi dan Pengorganisasian?
               1.2.2 Apa dasar tindakan pengorganisasian?
               1.2.3 Bagaimana melakukan pengorganisasian?
               1.2.4 Apa saja azas-azas organisasi dan apa bentuk-bentuk organisasi?
1.3 Tujuan Penulisan
         1.3.1 Untuk mengetahui pengertian organisasi, pengorganisasian dan dasar tindakan organisasi
         1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana melakukan pengorganisasian, bentuk organisasi dan apa  saja azas-azas organisasi.
         
1.4 Manfaat Penulisan
         1.4.1 Agar pembaca dapat lebih memahami tentang dasar-dasar organisasi serta tindakan dalam berorganisasi.
         1.4.2 Diharapkan pembaca dapat mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan dalam tulisan ini ke dunia nyata.
              



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian kata dasarnya adalah organisasi. Pengorganisasian ialah pengaturan setelah perencanaan tersebut selesai digarap. Di dalam pengorganisasian, manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta tugas-tugas dan tanggung jawab yang melekat pada setiap posisi tersebut.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Adapun organisasi adalah merupakan wadah, di mana suatu pengelompokkan orang-orang mendapat tugasnya masing-masing yang tertentu untuk mewujudkan suatu maksud atau tujuan menurut sistem dan wewenang yang telah ditetapkan. Jelasnya organisasi adalah tempat, pengorganisasian adalah pembagian tempat-tempat atau pengkotak-kotakan tempat menjadi lebih kecil. Dengan denmikian berbicara pengorganisasian adalah sama dengan berbicara organisasi.
Beberapa ahli administrasi mengemukakan definisi organisasi, sebagai berikut:
       1.        Organisasi ialah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu maksud bersama (James D. Money).
       2.        Organisasi adalah suatu sistem mengenai kerja sama yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih (Chester/Bernard).
Dari penjelasan di atas bahwa sistem kerja sama yang diatur dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu sifatnya menjadi formal. Sistem kerja sama itu mempunyai tujuan tertentu, berlangsung dalam suatu waktu tertentu dan mempunyai identifikasi sendiri.
Jenis kerja sama itu tidak terhitung banyaknya, tetapi dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi empat kategori:
a.    Yang berhubungan dengan aspek lingkungan fisik.
b.    Yang berhubungan dengan aspek sosial.
c.    Yang berhubungan dengan aspek individual.
d.    Yang berhubungan dengan variabel-variabel lain




Yang berhubungan dengan aspek lingkungan fisik adalah faktor geografis, faktor sarana-prasarana yang dipergunakan organisasi.Organisasi merupakan sub-sistem dari organisasi yang lebih besar sehingga ia mempunyai lingkungan sosial yang lebih luas sesuai dengan hakekatnya itu, aspek sosial selalu ada dalam setiap organisasi.
Aspek individual terdapat dalam organisasi itu sendiri, adalah kelompok individual yang mempunyai interaksi dan sistematik.
Organisasi adalah suatu sistem kerja sama antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa ciri dalam sistem kerja sama itu, yaitu:
      1.      Ada komunikasi antara dua orang yang berkeja sama itu.
      2.      Individu dalam kerja sama itu mempunyai kemampuan untuk berkerja sama.
      3.       Kerja sama itu ditujukan untuk mencapai tujuan.
Bernard menyebut tiga butir itu sebagai elemen organisasi, yaitu:
      1.       Kemampuan untuk berkerja sama.
Tidak ada organisasi tanpa individu. Dalam organisasi yang menjadi pokok masalah sebenarnya bukan individu itu, tetapi kemauan mereka untuk berkerja sama.
      2.       Tujuan yang ingin dicapai.
Kemauan untuk berkerja sama itu tidak dapat dikembangkan jikalau tidak ada tujuan yang jelas, merupakan elemen yang penting dalam organisasi.
      3.       Komunikasi.
Proses kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi dapat dicapai melalui komunikasi. Komunikasi adalah sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai sub-sistem dalam organisasi.
Organisasi yang merupakan wadah atau ajang dari pada manajemen dapat dibedakan dalam dua pengertian:
      1.      Statis. Bahwa organisasi dipandang sebagai suatu struktur usaha.
Dalam pengertian yang statis, organisasi mempunyai pelbagai arti, yaitu:
      a.       Suatu pengelompokkan orang-orang yang berkerja sama melaksanakan usaha.
      b.       Sebagai sistem kewenangan dan wewenang mana yang memberikan kekuatan bagi setiap petugas/pejabat dalam melakukan tugasnya.
      c.        Sebagai sistem pembagian atau distribusi tugas pekerjaan sehingga masing-masing pejabat memegang tugas tertentu.
      2.      Dinamis. Ialah merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang disebut organisasi atau pengorganisasian. Hal ini merupakan pendistribusian dari kegiatan-kegiatan kerja.
     


2.2 Dasar tindakan pengorganisasian
Dalam berorganisasi, setiap kegiatan yang dilakukan itu punya tujuan yang baik demi kelangsungan hidup organisasi tersebut. Dasar tindakan itulah yang menjadi dorongan utama dalam pengorganisasian. Secara umum, dasar tindakan pengorganisasian adalah sebagai berikut:
1.      Agar terljalin koordinasi yang baik.
Memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasi dibutuhkan tatkala harus membagi unit kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.      Memperlancar pengawasan.
Membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasisecara   keseluruhan     sedemikian rupa   agar   dapat mencapai   sasaran kerjanya walaupun   dengan   lokasi yang   tidak   sama. Unit-unit   operasional   yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pulasecara terpadu.
3.      Maksimalisasi   manfaat spesialisasi.
Membantu seorang menjadi lebihahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan   dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
4.      Penghematan    biaya
Tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene    menyangkut   penambahan tenaga   kerja   yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahanberupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya   dipertimbangkan   berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
5.      Meningkatkan   kerukunan hubungan   antar   manusia
Masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi  kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan  materialistis.   Untuk ini   pihak   manajer harus   mampu   mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman   rasa   solidaritas.




2.3 Melakukan Pengorganisasian
Yang pertama harus dimiliki suatu organisasi adalah nilai & visi,nilai dan visi adalah suatu tujuan yang di akan digunakan sebagai target yang harus di capai oleh suatu organisasi. Jika nilai & visi organisasi tidak ada maka organisasi itu akan rusak,karna tidak memiliki tujuan yang jelas.
Yang kedua adalah misi,misi adalah hal-hal yang harus di lakukan untuk mencapai suatu visi(tujuan). Tanpa ada misi yang jelas Visi tidak akan pernah tercapai, maka dari itu visi dan misi sangat berkaitan satu sama lain. Jika tidak memiliki misi maka organisasi tidak akan pernah mencapai visi yang diinginkan bahkan mendekati pun tidak.
Yang ketiga adalah aturan. Aturan adalah batasan-batasan yang harus dimiliki organisasi. Jika suatu organisasi tidak memiliki aturan yang jelas maka bisa terjadi penyimpangan yang dapat merugikan organisasi. Bahkan akan menimbulkan konflik kepentingan, dimana setiap anggotanya hanya menginginkan keuntungan individual.
Yang keempat adalah Profesionalisme. Profesionalisme adalah bagaimana cara organisasi itu bertindak. Suatu organisasi dapat berhasil jika memiliki sikap dan sifat profesionalisme. Karna dengan sikap profesional organisasi tersebut akan memiliki citra baik di mata orang lain, dan akan menimbulkan rasa percaya dari klien dan juga rekan-rekan organisasi tersebut.
Yang kelima adalah Insentif. Insentif adalah bonus atau hadiah. Intensif sangat di butuhkan oleh anggota dari suatu organisasi bila dia melakukan tugas dengan sangat baik.
Yang keenam adalah Sumber Daya. Jika suatu organisasi kehilangan sumber daya maka organisasi tersebut tidak akan bisa bergerak dengan baik. Bisa dibilang sumber daya bagaikan supply oksigen bagi kelangsungan hidup manusia, tapi sumber daya juga bisa dicari penggantinya. Jika tidak ditemukan lagi sumber daya maka organisasi tersebut akan frustasi.
Yang ketujuh adalah Rencana Kerja. Rencana kerja merupakan susunan kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi. Karna bila tidak ada susunan kegiatan yang pasti dari sebuah organisasi, organisasi tersebut akan salah langkah dalam setiap kegiatan.









2.4 Azas-azas organisasi
      1. Azas Tujuan Organisasi (Principle of organizational objectives)
Tujuan organisasi harus jelas dan rasional; apakah bertujuan untuk mendapatkan laba ataukah untuk memberikan pelayanan. Hal ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.
      2. Asas Kesatuan Tujuan (Principle of unity of objective)
Suatu organisasi harus ada kesatuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.organisasi akan kacau bila tidak memiliki kesatuan tujuan. 
      3. Azas Kesatuan Perintah (Principle of unity of command)
Setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan, namun seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan. 
      4. Azas Rentang Kendali (Principel of the span of management)
Seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan. 
5. Asas Pendelegasian Wewenang (Principle of delegation of authority)
Hendaknya pendelegasian wewenang dari seorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif sehingga seorang manajer mengetahui wewenangnya. 
      6. Azas Keseimbangan Wewenang Dan Tanggung Jawab (Principle of parity of authority and responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak meminta pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri ataupun sebaliknya.
      7. Azas Tanggung Jawab (Principle of responsibility)
Pertanggungjawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang (line authority) dan pelimpahan wewenang. Dengan kata lain, seseorang hanya akan bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.
      8. Azas Pembagian Kerja (Principle of departmentation)
Pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut. 
     





9. Azas Penempatan Personalia (Principle of personnel placement)
Penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecapakan, keahlian dan keterampilannya (the right man, in the right job) mismanagement penempatan harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman atas job specification dari jabatan yang akan diisinya. 
      10. Azas Jenjang Berangkai (Principle of scalar chain)
Saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertical yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek., jelas dan menempuh jarak terpendeknya. Hal ini penting, karena dasar organisaasi yang fundamental adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah. 
      11. Azas efisiensi (Principle of efficiency)
Suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
      12. Azas Kesinambungan (Principle of continuity)
Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya. 
13. Azas Koordinasi (Principle of coordination)
Merupakan rangkaian dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah pada sasaran yang ingin dicapai.















2.5 Bentuk-bentuk Organisasi
Organisasi sendiri ada berbagai macam bentuknya. Secara umum, bentuk-bentuk organisasi dapat dilihat:
1. Berdasarkan proses pembentukannya:
a. Organisasi formal : Organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan tertentu, yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal (misalnya : AD, ART dan peraturan tertulis).
b. Organisasi informal : Organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, dengan tujuan yang juga tidak sepenuhnya disadari karena terjalin lewat hubungan-hubungan pribadi yang tidak tertulis.
2. Berdasarkan kaitannya dengan pemerintah:
a. Organisasi resmi, organisasi yang dibentuk oleh (atau ada hubungannya dengan) pemerintah, misalnya jawatan, lembaga pemerintah, perusahaan negara, dll.
b. Organisasi tidak resmi, organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah, misalnya organisasi swasta.
3. Berdasarkan skala (ukuran) :
a. Organisasi besar
b. Organisasi sedang (menengah)
c. Organisasi kecil
4. Berdasarkan tujuan :
a. Public organization (organisasi pelayanan), organisasi sosial yang tujuan utamanya untuk melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan untung-rugi; tujuannya adalah layanan dan bukan laba. Misalnya pemerintah, yayasan, dll.
b. Komersil (mendapatkan laba)dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba (profit motive).












BAB III
                                                                      PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Organisasi merupakan suatu wadah yang di mana suatu pengelompokkan orang-orang mendapat tugasnya masing-masing yang tertentu untuk mewujudkan suatu maksud atau tujuan menurut sistem dan wewenang yang telah ditetapkan.
3.1.2. Dasar tindakan pengorganisasian meliputi koordinasi yang baik, memperlancar pengawasan, penghematan biaya dll.
3.1.3. Pengorganisasian dilakukan dengan mempertimbangkan visi misi yang sudah ditetapkan, planning dan tujuan yang matang dan profesionalisme kerja para anggotanya
3.1.4. Azas-azas dalam organisasi bisa dikatakan sebagai prinsip-prinsip dasar dalam organisasi yang patut kita pahami.
3.1.5. Bentuk-bentuk organisasi dibagi berdasarkan proses, kaitan, skala dan tujuannya secara umum.
3.2. Saran
3.2.1. Dalam menjalankan organisasi sebaiknya dilihat dulu dasar-dasar organisasi serta etika-etika yang berlaku dalam berorganisasi. Karena para pelaku organisasi yang baru terjun di dunia organisasi biasanya belum tahu dasar-dasar organisasi itu sendiri seperti siswa-siswa di sekolahan.








<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3166124609612678"
     crossorigin="anonymous"></script>






DAFTAR PUSTAKA
  1. teoriorganisasi12.blogspot.com/2012/06/teori-organisasi.html
  2. http://kuliahadministrasinegara.blogspot.co.id/2013/12/azaz-azas-organisasi.html
  3. http://www.artikelsiana.com/2015/11/organisasi-bentuk-bentuk-pengertian-contoh-ciri.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RANGKUMAN TEORI ADMINISTRASI PUBLIK